Posted by : alia machmudia Minggu, 21 November 2021


Dear Diary 😅 sudah bertahun-tahun rasanya tidak curhat di blog. Semenjak Instagram terasa menyenangkan dan story WA terasa lebih interaktif. Sebuah pengkhianatan kemajuan zaman kah? Semoga tidak, karena saya tetap membutuhkan halaman ini 😌

Seorang teman bertanya tentang kenapa saya tidak memiliki karyawan untuk sekedar menjaga galeri.



Kenapa ya? Saya juga bingung jawabnya. Tidak ada budget untuk gaji karyawan kah? Rasanya naif sekali. Sepertinya bukan itu alasannya. Baiklah, semoga coretan ini bisa menjawab sebuah pertanyaan, meskipun kemungkinan jawabannya pun akan memunculkan pertanyaan baru. Khasmu sekali ya,Fii. Selalu ada pertanyaan setelah jawaban diberikan 🙄

Disini saya tidak minta untuk dipahami dan dimengerti, hanya mencoba ingin berbagi tentang keseharian saya saat ini. Kalau mengaggap saya aneh dan nggak masuk akal, It's oke. Saya cukup ahli dalam dunia kehaluan 😌


1. Profesi

Saya seorang crafter. Apa itu crafter? Crafter adalah orang yang membuat kerajinan tangan, dalam bahasa Indonesianya disebut pengrajin. Biar keren aja sok-sok an pakai bahasa Inggris.

Kenapa itu jadi profesi saya? Sebetulnya ini muncul dari ketidak sengajaan, dari hobi saya membuat pernak-pernik sejak kecil seperti merangkai manik-manik menjadi gelang atau kalung, menjalin tali menjadi gantungan kunci, dan beberapa hal receh lainnya. Di saat saya di bangku SMA saya baru tau kalau pernak-pernik yang saya buat itu memiliki nilai jual. Berawal dari sanalah Lovalia terlahir.

Bertahun kemudian saya masuk ke dunia desain grafis. Berbagai karya visual telah saya lahirkan, mengiringi tumbuh kembang Lovalia. Jujur saya lupa kenapa pada akhirnya Lovalia lebih dikenal sebagai vendor pernikahan. Padahal basicnya adalah handycraft handmade.

Suatu hari saya punya keinginan, saya harus membuat sesuatu dari tangan sendiri yang bermanfaat, dapat digunakan langsung oleh orang lain dan eksklusive, dibuat oleh saya sendiri. Berawal dari jualan online dengan membeli produk pengrajin, akhirnya saya mulai belajar keinginan membuat sendiri produk handmade.

Semua saya kerjakan sendiri, mulai desain, proses produksi, pengemasan, pemasaran, hingga pengiriman kepada customer. Hal ini berlangsung sampai tahun 2012, yang kemudian di tahun 2013 saya menyadari, saya butuh team. Dari sinilah saya mulai mencari koneksi relasi. Alhamdulillah saya dapat channel pengrajin souvenir, channel souvenir  pabrikan, channel mitra untuk sablon dan saya dapat 1 teman untuk membantu desain. Kami pure online, belum punya galeri. Galeri saya ketika itu adalah sebuah rak di sudut ruang tamu.

Tahun 2014 Lovalia semakin dikenal, Alhamdulillah. Dikenal di dunia maya tapi, hehe. Kami belum punya pasar yang bagus di daerah tempat tinggal kami sendiri. Bahkan tidak banyak yang tau kami punya usaha. Mungkin karena kami memang tidak pernah promo kepada saudar dan masyarakat dekat. Entahlah, pengalaman masa lalu membuat saya sangat berhati-hati dalam melangkahkan kaki di tempat tinggal saya sendiri. Alhamdulillah sekarang kami bisa jadi tuan rumah di daerah sendiri.

2015, kami merintis bengkel sablon kami sendiri. Yang menjalankan adalah sekelompok pemuda-pemuda ganteng yang jadi sahabat saya semasa kuliah, tentu saya juga sempat terlibat dalam dunia sablon menyablon. 

2016-2017 bengkel sablon mulai kehilangan para personilnya, karena sahabat-sahabat saya harus mengejar mimpi mereka masing-masing. Saya sempat galau. Tapi kemudian datang seorang teman semasa IPM dlu bercerita ngalor ngidul yang entah bagaimana ceritanya kemudian bengkel sablon tetap bertahan, berkat kontribusi beliau. Saya tidak menggaji mereka selayaknya karyawan, kami sistem bagi hasil di sini.

Tahun 2018, kami mulai punya galeri kecil, sewa. Kemudian Alhamdulillah kami bisa menyewa tempat yang lebih besar dari yang pertama dan juga kami menambah 1 galeri lagi di Cepu yang dihandle teman IPM saya juga. Sekali lagi, saya tidak menggaji dia sebagai karyawan, ada sistem bagi hasil di sini. Jangan tanyakan seperti apa sistemnya karena saya keberatan menjawab 😅

Hi, Fi, pekerjaan itu menyangkut passion sedangkan menghasilkan uang itu menyangkut perkerjaan. Bisa dimengerti?



2. Perkerjaan
Perkerjaan part-time saya jualan online. Sedangkan perkerjaan full-time saya pengangguran.

Bukanya jualan online itu berarti pengusaha? Kata orang sih gitu, tapi saya kurang suka dibilang pengusaha apalagi pebisnis. Pengusaha dan pebisnis itu mereka dedikasikan semua waktunya buat menjadikan mereka profesi sebagai pengusaha.

Sedangkan saya, jualan online itu cuma perkerjaan part-time/paruh waktu semata. Mengapa, karena jualan online gak menyita banyak waktu saya selama ini.

Lantas mengapa perkerjaan full-timenya jadi pengangguran? Seringkali saya ditanya tentang perkerjaan. Mereka lebih bertanya 'sekarang kerja dimana?' kata 'dimana' itu menujukan si penanya mau tau tempat kita kerja saat ini. Jika seperti itu maka harus dijawab berdasarkan kiteri sebuah perkerjaan, seperti, kerja 9 to 5, kontrak atau tetap, gajian tanggal 25, punya atasan, terikat kontrak kerja, status karyawan. Saya sebel nulis ini haha.

Sedangkan dari kiteria tersebut tidak ada di  diri saya, makanya daripada susah-susah menjelaskan apa perkerjaan saya, lebih baik menjawab 'pengangguran'. Karena jawaban wirausaha kesannya terlalu mewah buat saya.

3. Alasan 
Mungkin di part ini kamu bisa temukan jawaban.

Q :  Katanya menghasilkan uang itu adalah perkerjaan, kok malah perkerjaan full-timenya pengangguran?

J: benar, segala yang menyangkut menghasilkan dan mencari uang itu sebuah perkerjaan. Kenapa saya pengangguran, karena saya tidak terikat kerja dengan sebuah badan usaha, buka karyawan siapa-siapa, tidak pergi kerja dari jam 9 pagi sampe jam 5 sore. Kerjaan dirumah aja, kadang-kadang ngurusin pesanan online, kadang buat desain, kadang nungguin printer nyetak segala macem. Seringnya  santai main sosmed, tidak kemana-mana, tidak  kerja ngantor, kata orang-orang saya  pengangguran.

-----

Q : pengangguran bukan pengusaha juga bukan, kok jualan online?

A : jualan online itu perkerjaan part-time  saya untuk menghasilkan uang. Gunannya buat apa? Simpel, membiayai hidup saya sebagai seorang pengangguran dan membiayai project-project orderan yang sudah masuk. Modal saya dari sini.

-------

Q : kenapa ngga ngambil karyawan buat jaga toko/ galeri? Biar ketika harus keluar toko ngga perlu tutup. Tidak ada budget untuk menggaji kah?

A : 1.Lovalia hadir pure dari jendela internet, pasar awalnya dari sana, dikenal di sana dan besar juga karenanya. Kami membuka akses komunikasi yang  komunikatif dan nyaman untuk semua customer kami. 

2. Ini pendapat saya pribadi. Bisnis art handmade itu berbeda dengan bisnis jual beli biasa. Ada sisi eksklusive yang harus saya pertahankan. Tidak semua hal harus saya pasrahkan ke orang lain. Ada hal yang memang saya sengaja pegang sendiri. Kerjakan sendiri.

3. Bengkel sablon, galeri Cepu sosmed, dekorasi sudah ada pawangnya, desain ada tenaga, pengiriman sudah kerja sama dengan ekspedisi,  ketika harus bungkus-bungkus souvenir ada adek-adek, ibu bahkan Tante dan nenek saya yang dengan entengnya turun tangan (pssst bayarannya dollar wkwkwk). Saya sebenarnya cuma tinggal mengerjakan orderan handmade yang saya bilang harus saya handle sendiri dan buka tutup toko.

Galeri kami bukan minimarket yang sewaktu-waktu disamperin orang lewat. Kami sudah punya circle sendiri, terdiri dari customer dan reseller yang sudah paham alur kerja kami. Kalaupun ada customer baru yang tiba-tiba nyamperin dan kami tutup, mereka juga akan segera tau kemana harus meluncur 😅 Jadi saya merasa sudah sangat banyak sekali orang dalam payung Lovalia ini. So, saat ini saya belum akan mempercayakan galeri ini kepada orang lain. Entah jika suatu saat nanti saya tiba-tiba harus jadi menteri 😅

Memang sengaja bengkel sablon tidak satu lokasi dengan galeri Wado maupun Cepu. Kemudian yang bantu desain dan bantu update sosmed itu juga mereka tidak terikat harus standby di galeri. Mereka anak-anak yang sedang menjajal kapasitas mereka sebagai manusia berguna. Tenguk-tenguk bayaran adalah prinsip kami 😅

-----

Q : bahagia?

A: alhamdulillah bahagia. Lebih bahagia ketimbang waktu dulu jadi karyawaan. Mengurangi setres akibat beban kerja dan beban mental dicibir rekan.

-----

Q : menikmati?

A :  sangat menikmati. Karena ini adalah misi membangun mimpi. Ketika orang lain susah payah kuliah untuk mendapatkan pekerjaan di masa depan, saya bekerja keras untuk bisa kuliah dengan nyaman.

-----

Q : gak takut dibanding-bandingkan dengan saudara yang sukses jadi karyawan kantoran? PNS?

A : Sejak kecil saya sudah terlatih perihal patah dan dipatahkan. Dari sana saya belajar mematahkan cibiran orang terhadap saya. Saya tidak harus menuruti apa kata orang, karena saya punya suara saya sendiri. Setuju?


[] Lovalia 

Ditulis pada suatu sepi di tanggal 22 November 2021




Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

created by Ipmawati Alia. Diberdayakan oleh Blogger.
Welcome to My Blog

Blog Archive

Popular Post

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

- Copyright © Diary Jomblo Sakinah -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -