Posted by : alia machmudia
Kamis, 17 April 2014
Memberanikan diri untuk menyebut namamu dalam sebuah permohonan petunjuk pada Sang Maha Cinta, dan Dia menjawab dengan sebuah ujian pada hatiku untuk mencintaimu. Mungkin terlalu cepat aku mencintaimu atau aku salah mencintaimu dalam watu yang belum tepat?
Kenapa memilih untuk menyendiri tanpa aku? Padahal aku ingin... sangat ingin meringankan bebanmu. Bukan maksudku merendahkan harga dirimu sebagi laki-laki, sungguh tidak. Aku hanya ingin menjadi penawar rasa gundah yang ada dalam beban fikiranmu. Meski kita terpisah jarak dan waktu tapi setidaknya aku ingin membantumu membagi beban.
Hanya mampu menggingit bibir menahan airmata ketika aku baca di kotak pesan itu kamu begitu menilai rendah dirimu sendiri. Seolah aku merasa tersindir oleh kalimatmu,
Tersiksa sayang ... sungguh tersiksa setiap kali kamu bertanya kenapa
aku memilihmu sementara banyak yang lebih baik darimu di luar sana.
Lebih tersiksa lagi saat kamu bertanya apakah kelak aku tak malu karena
telah memilihmu
Beri kisah kita sedikit waktu, semesta mengirim dirimu untukku. Kita adalah rasa yang tepat diwaktu yang salah. Tapi bukan berarti aku rela disalahkan atas cinta ini ...
Kamu tahu, aku tidak pernah melihat penampilanmu. Aku juga tidak pernah melihat dari kekayaanmu, status sosialmu, pendidikanmu, kemampuanmu..
Kalau aku sampai bisa mencintaimu, itu hanya karena hatimu.. Sikapmu yang berbeda, caramu memperhatikanku, memperlakukanku.. Aku sungguh-sungguh diperlakukan seperti seseorang yang special..
Kalau aku sampai bisa mencintaimu, itu hanya karena hatimu.. Sikapmu yang berbeda, caramu memperhatikanku, memperlakukanku.. Aku sungguh-sungguh diperlakukan seperti seseorang yang special..
Sebelumnya, bahkan tak pernah terlintas di pikiranku, aku akan mencintaimu..Tapi melihat caramu, aku mulai meluluhkan hatiku untukmu..
Aku sempat berkata, aku tidak mungkin mencintaimu.. Tapi sekeras apapun aku bicara pada diriku, semakin keras pula hatiku mengatakan, bahwa kamulah yang benar-benar kucintai..
Tak pernah terpikir, bahwa gurauan-gurauan konyol dan tidak penting yang kamu berikan kepadaku, justru membuat aku tidak bisa membedakan apa bedanya rindu dan kangen.
Kamu memang bukan orang yang setiap detik memperhatikanku. Kamu juga bukan orang yang selalu menanyakan keadaanku. Lebih sering acuh tak acuh ketimbang menunjukkan sisi perhatian, itu lah kamu. Tapi tahukah kamu ... itu yang membuatku tidak bisa membedakan apa bedanya cinta dan sayang...
Aku sempat berkata, aku tidak mungkin mencintaimu.. Tapi sekeras apapun aku bicara pada diriku, semakin keras pula hatiku mengatakan, bahwa kamulah yang benar-benar kucintai..
Tak pernah terpikir, bahwa gurauan-gurauan konyol dan tidak penting yang kamu berikan kepadaku, justru membuat aku tidak bisa membedakan apa bedanya rindu dan kangen.
Kamu memang bukan orang yang setiap detik memperhatikanku. Kamu juga bukan orang yang selalu menanyakan keadaanku. Lebih sering acuh tak acuh ketimbang menunjukkan sisi perhatian, itu lah kamu. Tapi tahukah kamu ... itu yang membuatku tidak bisa membedakan apa bedanya cinta dan sayang...
Aku belum pernah benar-benar menjatuhkan hatiku pada seseorang tapi .....Kau tahu, hatiku sudah jatuh padamu... Kumohon.. jangan tanya kenapa , karena Dia Sang Maha Cinta menakdirkan hatiku untuk mencintaimu, maka aku pun patuh pada takdirNya.
Kamu tidak pernah menyadari betapa kamu begitu berarti, bukan hanya untukku, tapi juga untuk semua orang yang mengenal pribadimu. Bagitu banyak orang yang menyayangimu dengan berbagai cara mereka. Kamu sangat berarti sayangku, percayalah ...
Setiap orang memiliki kekurangan , aku dan kamu pun demikian. Jadi daripada saling memandang rendah diri sendiri, kenapa tidak kita coba untuk saling melengkapi ? Berhentilah membanding-bandingkan antara diriku dan dirimu. Semakin kamu membandingkan, semakin kamu menyiksaku.
Bukankah pernah aku katakan, kekuranganku lengkapilah, kesalahanku benarkanlah.
Gadis seperti apalagi yang kamu cari ?
Apa aku kurang menerimamu apa adanya ? Apa aku kurang menunjukkan keseriusanku ? Katakan, apa kurangku ?
Kau harus tahu, meski emosiku seringkali tidak terkontrol, tapi aku mencintaimu apa adanya.. Dan kalau aku boleh memilih, aku memilih kamu, entah untuk keberapa kalinya kukatakan itu.
Maaf... aku memang lebih sering menunjukkan emosi ketimbang menunjukkan rasa sayang yang tulus. Wajar bila akhirnya kamu jadi seolah kurang percaya.
Sejak awal , aku yang salah, maafin aku ya. Aku nggak mau ganggu hari-hari kamu. Aku mau instropeksi diriku, sampai aku bisa menjadi peribadi yang lebih baik baru aku akan masuk lagi dalam hidupmu. Nggak tau, kapan itu.
Related Posts :
- Back to Home »
- Diary Lovalia »
- SECRET ADMIRER : SEMOGA TUHAN MENGAMPUNI AKU YANG MENGAGUMIMU
created by Ipmawati Alia. Diberdayakan oleh Blogger.