Posted by : alia machmudia Selasa, 03 Juni 2014

Doaku mengawali untaian kalimatku, semoga yang menulis dan membaca danau aksara ini diampuni dosa - dosanya oleh Allah 'Azza Wa Jalla. Jika mengharapkan cinta seseorang adalah berdosa, semoga Sang Maha Cinta mau mengampuninya. Jika merangkai aksara untuk cinta adalah berdosa, semoga Sang Maha Cinta mau mengampuninya.

Kalimat ini ditulis dengan rasa penyesalan yang teramat. Rasa penyesalan yang membuat hati terbakar, layaknya kartas bertemu api

Kalimat ini ditulis dengan tinta rindu yang sudah tak bisa ditampung dalam ruang hati.

Kalimat ini di tulis dengan pena kegundahan yang semakin tajam mengiris-irishati.

Kalimat ini ditulis pada sebuah kertas, kertas harapan maaf.

Maaf, karena telah menganggu waktumu yang berharga. Tapi, ijinkanlah mata dan hatimu untuk membaca tulisan konyol ini. Pasti, dari dulu hingga saat ini ada beribu keselahan, kelakuan nakal, kebodohan, yang telah aku lakukan padamu. Maka dari itu tolong buanglah semua kebodohan yang pernah kulakukan padamu.

Tulisan ini sebenarnya adalah ungkapan permohonan maaf. Mungkin permohonan maaf ini adalah permohonan maaf yang entah ke berapa kali,tapi akan kupastikan permohonan maaf ini adalah permohonan maaf yang terakhir kali.

Aku tak tahu bagaimana aku harus menulis dan mengatakan ini. Tapi aku harus mengatakannya, aku harus mengatakan bahwa aku pernah meletakkanmu di hatiku. Dan aku pernah berharap, ada secercah harapan positif di sudut hatimu.

Mungkin rangkaian kata ini adalah usaha penghabisanku untuk menyampaikan hatiku, dan untuk meyakinkan diriku bahwa usaha yang penuh ketulusan mampu mengubah nasib seorang gadis malang yang terombang ambing gelombang.

Teringat akan kesalahanku yang lalu yang begitu sangat melukaimu,  sehingga membuat dirimu menangis tersedu, mengiris hatimu, merendahkan harga dirimu. Entah berapa kali sudah kurangkai kata sederhana tuk dapatkan kata maafmu, tapi seolah sikapmu terlanjur kaku dan mengacuhkanku seolah tak kamu tak mau tau.

Tersadar lisan ini telah  berucap bak pisau yang menyayat hatimu. Tersadar raga ini telah lukai ragamu, Tersadar tangan ini telah sedemikian banyak merangkai kata yang menikam hatimu. Tersadar diri  untuk selalu meminta maaf padamu, dengan tulus dan kelemahan hati ini, juga janji untuk mencoba lebih baik dari sebelumnya dan menjaga ucapan dan raga ini untuk tak menyakitimu lagi.
Tapi seolah sikapmu terlanjur kaku dan mengacuhkanku seolah tak kamu tak mau tau.

Sempat aku berfikir mungkin karena ini yang pertama bagiku maka aku tidak bisa memahami perasaanmu sepenuhnya.  Namun aku tersadar ini bukan perkara berapa kali aku jatuh cinta. Aku sadar ini bukan tentang siapa yang lebih paham dan dewasa. Aku sadar ini bukan tentang pernah atau tidaknya aku mengenal lelaki lebih dari sekedar sahabat. Aku sadar ini bukan tentang punya tidaknya aku akan sebuah kisah. Ini semata karena aku yang tidak pernah tau atau tidak pernah mau tau bagaimana caraku bersikap kepadamu.

Aku minta maaf karena sering membuatmu kecewa dan terluka, aku juga sangat berterimakasih, karena kamu membuat aku lebih dewasa dan bahagia…

Keadaan suka bisa menjadi duka, kekaguman berubah jadi kekecewaan. Tetapi cinta tetap menjadi cinta walau seberapa pun duka dan kekecewaan yang dirasa, tolong maafkan aku sudah membuatmu menderita… Aku tidak memintamu untuk kembali mencintaiku, aku hanya meminta maafmu.

Aku merasa sadar aku adalah orang yang paling egois karena telah membuatmu kecewa, karena aku, kamu selalu terendahka, maafkan semua salahku…
Aku sadar bahwa sedikit banyak kamu mulai menjauhiku. Aku pun sadar semua salahku yang tidak pernah mampu menghargaimu. maaf bila aku tidak pernah mampu menyejukkan hatimu. Aku sadar aku bukan yang terbaik, atau bahkan aku adalah yang terburuk. Dan aku sadar aku harus menerima resiko itu. resiko yang muncul karena sikapku sendiri.

Aku harus berbuat apa agar kamu berhenti mengacuhkanku? Aku harus berbuat apa untuk menunjukkan kesungguhanku? Sungguh aku ikhlas jika kamu ingin membalas. Tapi aku tau sebesar apapun kebencianmu padaku kamu tidak akan melakukan hal serendah itu,

Aku hancur dan terluka merasakan perubahanmu, tapi setidaknya aku bersyukur sempat memilikimu sekejap waktu. Setidaknya aku bersyukur kau pernah menjadi milikku meskipun tak lama hal itu telah membuat kubahagia.

Aku berharap kita sama-sama tidak lagi tinggi hati. Aku berharap kamu menyambut baik niatku untuk meminta maafmu. Inilah harapan penghabisan. Mungkin juga usaha terahirku untuk meminta maafmu. Karena aku sadar tidak mungkin lagi mendapatkan cintamu yang kemarin. Dengan penuh kerendahan hati, aku mohon berkenan untuk memaafkanku. Tanpa kau katakan aku tau bahwa aku tidak lagi diinginkan olehmu :)

Aku tidak memintamu untuk kembali mencintaiku, aku hanya meminta maafmu.  Bukan karena aku pasrah dan tidak mau memperjuangkan, tapi semata-mata karena aku takut terlalu lama kamu marah padaku. Aku hanya wanita lemah yang mencoba berdiri tegak di saat sebenarnya kakiku tak mampu lagi berdiri. AKu hanya mampu mengharapkan ketulusan maaf darimu, aku tidak berani mengharap lebih dari itu.

Mencintaimu dalam diam, aku bahagia.
Menyayangimu dalam diam, aku senang.
Merindukanmu dalam diam , aku tersenyum.
Bersyukur masih di beri rasa itu meski dalam diam.
Bersyukur sempat dicintai olehmu meski hanya sekejap
Kini aku sadar aku harus pergi, karena aku tau kamu tidak akan pernah mengusirku, meski kamu sangat ingin mengusirku
Aku harus menyadari siapa diriku. 
Sekali lagi aku hanya mampu mengharapkan maafmu :')

Penuh cinta ^^Lovalia^^

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

created by Ipmawati Alia. Diberdayakan oleh Blogger.
Welcome to My Blog

Blog Archive

Popular Post

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

- Copyright © Diary Jomblo Sakinah -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -