Posted by : alia machmudia
Rabu, 25 Juni 2014
My Lovely |
Ketika menulis ini saya berada dalam acara wisuda Siswa - siswi MI Muhammadiyah Sudung. Bangga, sungguh bangga melihat putra - putri "sulung" say telah lulus dari madrasah kebanggaan mereka. Ada bahagia, ada haru dan tidak dapat dipungkiri ada sedih, itu pasti.
Satu tahun kebersamaan saya dan mereka dalam sebuah ruang kelas. Satu tahun hanya satu tahun. Tapi kesannya... sungguh tidak akan hilang dalam satu abad.
Teringat hari pertama saya menginjakkan kaki di kelas mereka. Yang saya temukan pertama kali adalah wajah-wajah malu-malu bertemu guru baru. Tapi itu tidak berlangsung lama. Hari -hari setelah itu adalah hari-hari penuh semangat, belajar, berlomba menjadi yang terbaik dalam persaingan kelas. Tak jarang saya temui wajah-wajah sumringah mendapat nilai terbaik, atau bahkan wajah-wajah cemberut penuh kecewa karena mendapat nilai kalah baik dari kawannya. Seringkali pula wajah bingung dan gelisah karena tidak dapat mengerjakan soal, mendapat nilai buruk dan akhirnya menangis takut dimarahi orang tua. Sungguh sebuah pengalaman yang akan selalu saya ingat.
Dan malam ini anak-anakku ... pada akhirnya kita menyadari waktu akan terus berjalan. Mengubah merah
menjadi biru, mengubah biru menjadi kelabu, dan mengubah kelabu menjadi
mejikuhibiniu. Disetiap perubahan warna, terjadi perpisahan dan
pertemuan secara bersamaan. Ada kenangan yang terukir, ada pula cerita
baru yang siap untuk dikenang.
Pada akhirnya kita menyadari, perpisahan tak semudah pertemuan.
Perpisahan tak sesederhana perkenalan. Dan perpisahan tak seindah
kenangan. Tapi kitapun menyadari kenangan itu ada karena perpisahan.
Maka suatu saat nanti, ketika kita telah hidup masing-masing, ketika kalian telah menggapai cita-cita yang kalian gantungkan sejak kalian masih di madrasah ini, ketika kelak
rambut Ibu mulai memutih, ketika tulang Ibu tak lagi kokoh, dan mata Ibu tak lagi
melihat jelas, semoga kenangan itu tetap ada dalam ingatan kita
masing-masing. Ingatan Ibu dan ingatan kalian.
Ada yang bilang jarak bukanlah pemisah ketika hati telah bertaut, itu
bohong. Pada akhirnya karena jarak kita harus berpisah, siapa yang
peduli dengan hati ? Tapi percayalah, seorang Ibu akan selalu ingat anak-anaknya. Ibu pun akan tetap ingat nama dan wajah kalian. Ibu pun akan selalu ingat siapa punya cita-cita apa. Ibu ingat ... Ibu akan ingat.
Semoga perpisahan ini menjadi gerbang selamat datang cita-cita kalian. Dan
semoga sepuluh, lima belas, hingga dua puluh tahun yang akan datang
kita bisa bertemu, dengan kalian yang berbeda.
Dengan kalian yang telah mengenakan jas putih kebanggan, dengan kalian
yang memakai seragam resmi coklat, dengan kalian dengan berbagai macam
saham, dengan kalian para pahlawan tanpa tanda jasa, dan dengan kalian
beserta semua kenangannya.
Dan aku tak sabar menunggu waktu dimana kelak Ibu bangga menjadi bagian
hidup kalian. Ibu bangga bisa menjadi bagian hidup dokter spesialis
tersohor, Ibu bangga bisa menjadi bagian hidup hakim adil yang disegani,Ibu bangga bisa menjadi bagian hidup seorang guru yang kelak mungkin
akan mencerdaskan anak cucuku, Ibu bangga menjadi bagian hidup teknisi
handal, Ibu bangga bisa menjadi bagian hidup pengusaha sukses, dan Ibu
bangga bisa menjadi bagian hidup kalian...
Tulisan ini untuk putra-putriku yang baru saja meninggalkan bangku kelas 6 MI Muhammadiyah Sudung tahun ajaran 2013-2014 : Arifai, Imam, Dwi, Nanang, Ardhi, Johan, Alfani, Putery, Reysa, Umi, Azizah, Indah, Novita. Sukses untuk kalian .. ^_^
#jare_aku
[]Lovalia
Related Posts :
- Back to Home »
- Diary Lovalia , Muhammadiyah , Pendidikan »
- AWAL DARI SEBUAH AKHIR
created by Ipmawati Alia. Diberdayakan oleh Blogger.