Posted by : alia machmudia Selasa, 13 Maret 2012



Tuhan tidak pernah memberitahu siapa kelak jodohku. Tuhan hanya memberitahu bahwa aku harus berusaha mencari yang terbaik untuk diriku, meski palu keputusan tetap pada takdir Tuhan.

Jika Tuhan berkenan, aku akan memilih sosok yang penuh kesederhanaan. Yang kakinya pernah berlumur lumpur sawah. Bukan yang selalu dibungkus sepatu licin melulu. Aku akan lebih memilih sosok yang sederhana, yang berani mengajakku makan malam di warung kaki lima. Bukan yang sekedar menjaga gengsi mengajakku pergi ke tempat VIP.  Aku akan lebih memilih sosok sederhana yang menguji hatiku untuk lebih sabar. Bukan sosok yang sok-sok-an memanjakanku setiap waktu.
Jika aku boleh berkhayal tentang pernikahan, Tuhan ...  maka aku akan menjadikan ayat suciMU sebagai mahar yang kuminta. Bukan sekedar kitab suci yang akhirnya jadi pajangan belaka. ^_^

Jika kamu bertanya padaku tentang destinasi liburan kita setelah menikah, mungkin aku akan meminta Rinjani, bukan Bali. Aku lebih memilih tenda kapasitas dua yang kokoh dibandingkan hotel berbintang yang megah. Setelah menikmati puncak bersama, barulah kita berkelana di Senggani, tiga Gili, Raja Ampat, dan desa adat di Lombok. Jika kamu ingin ke Eropa, aku pasti akan meminta Mount Blank sebagai salah satu destinasi kita. Ah..lupakan soal Eropa dan benua lain, karena aku masih jatuh cinta dengan pegunungan di negeri ini. Kamu tahu Semeru sayang? Pastilah, nama gunung ini melejat pesat semenjak sebuah film mengangkatnya dengan begitu sukses. Jika kamu belum pernah ke sana, kamu harus. Di bulan Juni yang cerah, padang oro-oro ombo menyapa di balik tanjakan cinta, dengan hamparan lavender ungu yang menggoda mata. Tidak kalah romantis dibandingkan Monet’s Garden, Prancis. Tidak sampai Mahameru juga tidak apa, karena menjelajahi Semeru bersamamu lebih kuinginkan dibandingkan mengibarkan merah putih di puncak tertinggi Pulau Jawa. Bagiku menegakkan separuh agama bersamamu lebih kuinginkan dibanding sekedar menegakkan tiang bendera sesaat di puncak gunung.

Tapi ini bukan tentang perjalananku, ini adalah tentang perjalanan kita. Jika kamu tidak ingin mendaki gunung bersamaku tidak mengapa, kita masih bisa meyusuri pantai dan menyapa senja bersama. Kalau kamu terlalu sibuk dengan pekerjaanmu, sehingga kita tidak sempat bercengkarama dengan alam, itu juga tidak mengapa. Aku akan membawakan pagi untukmu dalam secangkir kopi. Jika kamu tidak suka kopi tidak mengapa, akan kulukiskan purnama dalam segelas susu. Jika kamu tidak menyukai susu, itu juga tidak mengapa, aku akan membawa kehangatan mentari dalam setiap masakan yang kau sukai.

Tapi wahai calon jodohku, aku akan tetap menyukai bintang yang bertabur bintang tanpa sekat. Aku akan tetap menyukai pelangi di padang savana setelah hujan yang mengguyur semalaman. Aku akan tetap menyukai mata air, pegunungan, embun, edelweiss, daisy. Meskipun ketika sudah bersamamu, aku tidak akan sempat bermain bersama mereka. Tidak mengapa. Tapi, anak-anak kita nanti harus dibesarkan oleh alam dear, bukan oleh kota besar. Anak laki-laki kita harus bisa memanjat pohon, dan bermain di sawah. Anak perempuan kita harus pandai berenang.

Percayalah, alam akan membentuk mereka menjadi pribadi yang mandiri dan berjiwa besar. Saat mereka bisa berbuat baik pada burung perkutut yang terluka, maka mereka akan dengan sangat mudah mencintai sesama. Saat mereka tanpa rasa takut, berani menyapa kuda, bahkan menungganginya, maka mereka juga tak akan pernah takut untuk jatuh. Kau tahu kenapa Sayang? Karena Allah berfirman bahwa Dia menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi, amanah yang bahkan semesta ini tak sanggup memikulnya. Maka biarkan anak-anak kita menjalankan amanah itu. Begitu pun kita.

Wahai calon jodohku,, aku tidak memiliki keanggunan seorang Ratu, kecantikan seorang putri, atau kedudukan setinggi anak dari orang terpandang. Aku hanyalah aku, seseorang yang mencintai alam. Aku tidak bisa bermain biola, tapi aku bisa menyelam. Aku tidak pandai berdansa, tapi kupikir kita tak butuh itu kan? Aku suka memasak, tapi aku tak bisa memasak makanan Eropa untukmu. Aku benar-benar seorang gadis biasa. Kesederhanaan adalah bagian dari hidupku. Bahkan meski aku lahir dan dibesarkan di ibukota negara, aku tetap mencintai pedesaan. Kau tahu kenapa? Karena desa lah yang membesarkan jiwaku. Karena desa lah yang membuatku menjadi perempuan tangguh.Karena kesederhanaan desa itu mengajarkan banyak hal. Dan hal itulah yang kusukai dari suamiku. Kamu yang tetap sederhana, meskipun mungkin kamu adalah orang yang bisa membeli dunia. Kesederhanaan pula yang akan tetap membuatku berada di sampingmu, bahkan di masa-masa terpurukmu sekalipun. Kesederhanaanmu pula yang akan membuatku tak mampu berpaling.
Ketika kita mendaki gunung sakinah itu untuk berusaha berdiri tegak di puncak,  maka kadangkala nafas kita akan terasa sesak oleh tanjakan yang sulit kita taklukkan. Tapi selagi bersama kita pasti bisa mencapai puncaknya.

Ketika kita menyusuri tepian pantai mawadah itu, pasti akan ada ombak yang berusaha menyeret kita pada lautnya. Pasti akan ada gelombang yang berusaha menenggelamkan kita. Tapi selagi kita mampu berenang tenang dengan penuh kepercayaan dan kita mampu menyelami masing-masing hati dengan penuh keikhlasan, maka percayalah, gelombang mampu kita taklukkan. 

Kadang kaki kita akan terasa lelah, kadang badan kita akan terasa lemah, kadang hati kita akan merasa bosan, tapi selagi kita bersama tentu kita akan mampu menghadapinya.

Nah wahai calon jodohku, bagaimana jika kamu juga sama sepertiku? Sama-sama menyukai alam? Kamu pasti bisa menerkanya, bahwa perjalanan menua bersama kita, akan dipenuhi oleh serangkaian petualangan yang tak terlupakan. 
Masalahnya saat menulis ini saya berusia 20 tahun dan saya jomblo sejak lahir sampai sekarang :D

[]Lovalia

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

created by Ipmawati Alia. Diberdayakan oleh Blogger.
Welcome to My Blog

Blog Archive

Popular Post

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

- Copyright © Diary Jomblo Sakinah -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -