Posted by : alia machmudia
Rabu, 14 April 2010
Agustus, 2009
"Untuk seorang yang menemaniku berbincang dalam busway jurusan Harmony"
Kau gadis kecil berselendang bidadari
Terlahir seolah tanpa pilihan
Lemah dan sayu menatap hari-harimu
Pada dunia yang menatap jijik padamu
Pada dunia yang menatap garang ingin memangsamu
Pada dunia yang menatap iba padamu
Kau seolah terlahir tanpa pilihan
Kau seolah hidup tanpa kesempatan
Ini pun seakan bukan pilihan
Terperosok dalam nuansa simphony murahan
Berlatar tontonan indah memuakkan
Dengan lakon primadona murahan
Kau adalah korban kemunafikan keadaan
Jurang curam yang tak mungkin kau seberangi
Sinar matamu seolah ikhlas ditindas
Oleh dunia dan manusianya yang memberimu label sedemikian rupa
Senyummu seolah berkata : "Aku tau bagaimana dunia memandangku"
Aku yang hanya mampu merenung mengingatmu,
Tidak ... bukan .. bukan aku kagum pada dirimu
Aku mengagumi daya tahan hatimu
Aku mengagumi cara mu menikmati setiap kesempatan
yang sebenarnya tak pernah ada
Kau yang selalu mampu berdamai dengan gejolakmu sendiri
Kau yang selalu memberi maaf pada dunia
Dan satu ...
Mukena dan qur'an kecil yang sekilas kulihat
dalam tas tanganmu
Tuhan ... aku tersenyum dalam getirku
"Untuk seorang yang menemaniku berbincang dalam busway jurusan Harmony"
Kau gadis kecil berselendang bidadari
Terlahir seolah tanpa pilihan
Lemah dan sayu menatap hari-harimu
Pada dunia yang menatap jijik padamu
Pada dunia yang menatap garang ingin memangsamu
Pada dunia yang menatap iba padamu
Kau seolah terlahir tanpa pilihan
Kau seolah hidup tanpa kesempatan
Ini pun seakan bukan pilihan
Terperosok dalam nuansa simphony murahan
Berlatar tontonan indah memuakkan
Dengan lakon primadona murahan
Kau adalah korban kemunafikan keadaan
Jurang curam yang tak mungkin kau seberangi
Sinar matamu seolah ikhlas ditindas
Oleh dunia dan manusianya yang memberimu label sedemikian rupa
Senyummu seolah berkata : "Aku tau bagaimana dunia memandangku"
Aku yang hanya mampu merenung mengingatmu,
Tidak ... bukan .. bukan aku kagum pada dirimu
Aku mengagumi daya tahan hatimu
Aku mengagumi cara mu menikmati setiap kesempatan
yang sebenarnya tak pernah ada
Kau yang selalu mampu berdamai dengan gejolakmu sendiri
Kau yang selalu memberi maaf pada dunia
Dan satu ...
Mukena dan qur'an kecil yang sekilas kulihat
dalam tas tanganmu
Tuhan ... aku tersenyum dalam getirku
created by Ipmawati Alia. Diberdayakan oleh Blogger.